“Ini adalah acara tur keliling atau
pameran keliling Bentara tingkat Asia. Negara-negara di Asia Timur dan
Asia Tenggara diminta untuk mengeirimkan beberapa pelukis dan lukisannya
untuk dipamerkan ke Indonesia yang nantinya dikelilingkan di Jogja,
Solo, Jakarta dan Denpasar,” terang Yunanto Sutyastomo pengelola Balai
Soedjatmoko di sela-sela pembukaan pameran lukisan cat air Asian
Watercolour Expression malam Minggu kemarin.
Indonesian Watercolour Society sebagai
pengorganisir sekaligus kurator dari setiap lukisan yang dipamerkan
dengan mengusung tema Asian Watercolour Expression memamerkan paling
tidak 139 lukisan yang memenuhi tembok dalam bilik-bilik ruangan Balai
Soedjatmoko yang dibanjiri pengunjung pameran.
Walaupun memiliki latar belakang
kebudayaan yang berbeda dari tiap – tiap negara, namun para perupa yang
berasal dari Thailand, Singapura, Myanmar, Malaysia, Hong Kong, China,
Taiwan, Jepang dan Indonesia mengangkat satu tema besar mengenai Budaya
atau lingkungan sekitar. Dari 139 lukisan yang dipamerkan, tampak
berbagai macam teknik secara berbeda digunakan oleh para pelukis.
Dikutip dari jejaring sosial Bentara Budaya, pameran lukisan Asian
Watercolour Expression ini tidak hanya menampilkan lukisan dengan bahan
cat air, namun lebih luas lagi dalam pengertian cat yang berbasis air
(water base). Sehingga mencakup cat akrilik, guas, tinta China, dan
bahan lain yang media campurnya air.
Yunanto menambahkan melukis dengan
menggunakan bahan cat air tidaklah mudah, perpaduan antara bahan dan air
harus sesuai dengan warna yang diinginkan sedikit saja kesalahan akan
berdampak fatal sehingga pelukis harus memulai dengan lembar yang baru.
Akan tetapi, tingkat kesulitan itu menjadi sesuatu yang memuaskan saat
sudah tersaji dalam sebuah lukisan yang terpampang dihadapan para
penikmatnya.
Salah satunya, lukisan yang menarik
perhatian penulis dalam pameran lukisan Asian Watercolour Expression
adalah karya pelukis Indonesia, Robby I, berjudul Lady Justice yang
dibuat pada tahun 2012. Di dalam lukisannya, seorang wanita memakai
kebaya kuning dengan berbalut kain jarik cokelat menenteng sebuah pedang
yang mengarah ke tanah ditangan kanannya, sedangkan tangan kirinya
mengangkat sebuah timbangan. Timbangan tersebut berisi tumpukan uang dan
seekor tikus berdasi berdiri di atasnya, sementara di sisi lain
sepasang sandal capit warna putih biru mengisi bejana timbangan dan
lebih berat ketimbang uang dan sang tikus. Gambaran yang sangat membudaya itu dibubuhi simbol Pancasila yang mulai rontok di belakang sang wanita berkebaya.
Pameran lukisan Asian Watercolour
Expression ini akan terus berlangsung sampai Jumat, 8 Juni 2012, nanti.
Bagi anda yang ingin menyaksikan keindahan karya-karya para perupa di
Balai Soedjatmoko, jangan ragu untuk menikmati indahnya lukisan Asian
Watercolour Expression yang dibuka dari pukul 9 pagi hingga 9 malam.
isi artikel ini secara menyeluruh
adalah kopi paste dari salah satu blog kawan
blogger kita
@http://chic-id.com/merekam-budaya-dengan-cat-air-dalam-asian-watercolour-expression-2012/
adalah kopi paste dari salah satu blog kawan
blogger kita
@http://chic-id.com/merekam-budaya-dengan-cat-air-dalam-asian-watercolour-expression-2012/
0 komentar:
Posting Komentar
Katakan apa yang ingin kamu katakan