WAYANG-Eka Rahmawan (kiri) memperlihatkan karya grafis bertema wayang, beberapa waktu lalu. (FOTO/Istimewa) |
Pameran-pameran kecil yang digelar Eka Rahmawan di tempat-tempat
pertunjukan wayang kulit sering mendapatkan apresiasi. Meskipun hasilnya
tak seberapa dibandingkan apresiasi untuk seniman di galeri besar,
niatnya untuk mengisi kebutuhan seni grafis masyarakat biasa sudah
bulat.
Bersama rekannya di komunitas Gesti Sutis, Eka cukup percaya diri
dengan tema-tema perwayangan yang diangkatnya. Menurutnya, hal ini tidak
pernah dilirik oleh seniman grafis lainnya di Bandung atau Jogja.
“Enggak ada yang lain, biasanya mereka lebih sering mengangkat tema-tema band,” katanya.
Di pameran, karya-karyanya cukup sering diminati oleh para
pengunjung. Sering kali para penonton pertunjukan wayang membeli
posternya meskipun tidak dengan harga yang terlalu tinggi. “Biasanya
Rp50.000. Ini kami memang ingin agar seni poster bisa dikenal lebih
dulu.”
Eka tak berhenti hanya sampai di situ. Rencananya, dia bersama rekannya akan mengirimkan karya poster mereka ke Trienale Seni Grafis Indonesia IV yang
digelar tahun ini. Hadiahnya memang sangat besar. Untuk lolos seleksi,
mereka harus bersaing dengan ratusan seniman grafis lain dari berbagai
kota. “Selama ini kami memang punya banyak stok karya maka kami
berencana mengirimkan,” ujarnya.
Di Solo, seni grafis memang belum terlalu populer. Di berbagai
kompetisi atau pameran besar, jarang sekali ada nama orang Solo dalam
daftar finalis atau pemenang. Padahal ada beberapa seniman grafis yang
cukup eksis di Solo dengan karyanya. Salah satunya adalah Mujiyono,
mahasiswa ISI Solo yang juga Koordinator Komik ISI (Komisi) Solo.
Meskipun belum pernah mengikuti ajang sekelas Trienale Seni Grafis,
Mujiyono eksis dengan komik-komik kecilnya yang sering dipublikasikan
di berbagai komik kompilasi. Lama bergelut dengan dunia komik indie,
dia kini mencoba tantangan baru. “Kalau dulu seringnya kompilasi,
rencananya Oktober nanti mau bikin komik sendiri,” kata Mujiyono, Minggu
(27/5) lalu.
Pemuda kribo yang dari kecil suka menulis ini memang memilih komik
sebagai media berkarya. Kali ini, dia mempunyai mimpi untuk membuat
komiknya dalam bentuk trilogi dengan tajuk Lemon Tea. “Ini konsepnya seperti biografi tapi dalam bentuk komik. Sejak kecil saya suka menulis, saya tuangkan ke komik.”
Komik tersebut bercerita tentang kehidupan di sekelilingnya dalam
pandangannya. Mulai dari keluarga, teman dan pengalaman-pengalaman
pribadinya. Rencananya, komik ini juga akan memuat karya grafis lain
dalam bentuk poster, baik buatannya sendiri maupun guest art. “Tokoh utamanya nanti juga saya sendiri tapi pakai nama lain.”
Yang jelas, komik yang rencananya setebal 100 halaman, sudah jadi 70
halaman. Ada penerbit yang menawarinya menerbitkan komik itu namun
Mujiyono belum menerimanya. “Khawatirnya kalau sudah tanda tangan malah
saya ditarget. Makanya mendingan saya selesaikan dulu baru ditawarkan ke
penerbit.”
Sumber copi paste:
solopos.com
Sumber copi paste:
solopos.com
0 komentar:
Posting Komentar
Katakan apa yang ingin kamu katakan